Menjadikan Krisis Sebagai Peluang. Peter Lynch Investor Paling Sukses dan Terkenal Sepanjang Masa

Siapa Peter Lynch?


Peter Lynch adalah salah satu investor paling sukses dan terkenal sepanjang masa. Lynch adalah mantan manajer Magellan Fund yang legendaris di pialang investasi utama Fidelity. Dia mengambil alih dana tersebut pada tahun 1977 pada usia 33 tahun dan menjalankannya selama 13 tahun. Keberhasilannya memungkinkan dia untuk pensiun di umur ke 46 tahun. Gaya investasinya digambarkan sebagai adaptif terhadap lingkungan ekonomi yang berlaku pada saat itu, tetapi Lynch selalu menekankan bahwa Anda harus dapat memahami apa yang Anda miliki. (Sumber : Investopedia)

Perjalanan Karir Peter Lynch

Wall Street mencatat Peter Lynch sebagai salah satu pengusaha yang berhasil memetik saham terbaik. Lynch adalah manajer Fidelity Magellan Fund  yang membeli saham dari Flying Tiger Airlines 
senilai 900 dolar AS. ini merupakan saham pertama yang dibelinya. Ia dianggap manusia yang hebat karena membeli saham ini pada saat ia masih mahasiswa di Collage Boston. Menariknya bahwa keberhasilannya dalam membeli saham datang bersama dengan ia menerima dana beasiswa yang pertama di Boston college. Ini merupakan penghargaan akademik yang berpengaruh bagi perkembangan sahamnya. Saham yang tadinya berjumlah 8 dolar AS beranjak menjadi 80 dolar AS yang kemudian sebagai bagiannya digunakan untuk membiayai kuliah MBA di Wharton School of bisnis di University of Pennsylvania.

Peter lynch lahir di Boston pada tahun 1944 ayahnya seorang profesor yang meninggal ketika beliau berusia 10 tahun.
Lynch awalnya bekerja sebagai kodi dilapangan golf lokal yang dimanfaatkannya untuk belajar tentang pasar saham. 

Ia mendapat gelar BA dari Boston college dan MBA dari Wharton. Lynch bekerja di fidelity management and research sebuah perusahaan dana masyarakat. lynch dinyatakan sukses dalam melaksanakan tugasnya di tempat ini. Atas dasar Ia dipercayakan menjadi kepala fidelity Magellan fund. Kerja keras terus dilakukannya dan ketajaman berpikir dalam bekerja membantunya tampil menjadi kepala perusahaan yang berprestasi. Ia pensiun dari fidelity Magellan fund pada tahun 1960 dalam usianya yang ke-46 tahun. Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha dia menyempatkan diri untuk menulis buku. Terdapat 3 buku yang ditulisnya. Ia juga pengajar investasi disamping sebagai manajer investasi.


Ketertarikannya pada dunia investasi tampak sejak pertama kali ia bergabung dengan fidelity. Lynch mengetahui dengan baik bahwa para investor dapat dengan mudah membuat kesalahan dalam investasinya. Kesalahan yang sangat bodoh tidak terbatas pada investor amatir, tetapi juga dilakukan para investor profesional. 

Dalam pandangan Lynch bahwa salah satu aspek yang sulit dari berinvestasi terjadi ketika di sekeliling terlihat tidak menyenangkan dan suram. Kenyataan itu merupakan pukulan yang melawan sifat manusia. Namun, periode bahaya dan malapetaka seringkali menjadi saat terbaik untuk bergerak masuk ke pasar saham. Pada tahun 1990 terjadi Resesi ketika 500 ribu tentara yang berasal dari negaranya yang tengah berada di Saudi Arabia melakukan perang terhadap Irak yang memiliki kekuatan militer ke-3 di dunia. Persoalan itu menyebabkan sistem perbankan bermasalah yang dapat melarutkan semua orang.


Bermain Saham 

Lynch adalah orang yang terobsesi oleh pasar saham. Obsesi itu mendorongnya untuk terlibat dalam bisnis saham yang dilakukannya dengan baik sehingga dirinya menjadi pemetik saham terbaik setiap tahun hingga masa pensiunnya. Saham telah memberi angin segar bagi Lynch selama bertahun-tahun. Kepiawaian dalam bermain saham telah membuatnya terkenal dalam waktu singkat. Ia dikenal banyak orang kemana pun dia pergi.

Menurutnya, untuk memperoleh keuntungan dalam bermain saham, orang harus mengerti keberadaan perusahaan-perusahaan. Biasanya, dalam bermain saham klasik orang kurang mencermati dengan baik keberadaan perusahan-perusahan. Pengetahuan seseorang tentang perusahaan-perusahaan membuatnya untuk memilih mana perusahaan yang terbaik baginya dan apa alasannya sehingga ia menentukan hal itu. Ia mengharapkan agar orang dalam bermain saham tidak seperti seorang tolol yang melakukan apa saja, tapi tidak memiliki alasan mengapa ia melakukan itu semua sehingga menyebabkan dirinya terjebak dalam persoalan yang tidak menguntungkan. Tetapi, itulah yang telah pernah dilakukan. 

Dalam bermain saham saat seseorang perlu memahami gerak naik turunnya sebuah perusahaan dan mengetahui perusahaan apakah itu. Bila tidak diketahui dan orang bermain ke dalamnya maka saham yang dimilikinya tidak mengalami penambahan, bahkan ada dalam kemerosotan. Orang harus memiliki sejumlah alasan untuk membeli dan terus memantau perkembangan perusahaan perusahaan tersebut, apa jenisnya bagaimana cara kerjanya dan siapa kompetitornya.



Setelah itu diketahui pula posisi keuangan orang mungkin melihat 10 perusahaan yang sedang bermasalah, namun perusahaan tersebut ada dalam kondisi keuangan yang baik. Posisi keuangan dapat ditemukan dengan mudah. Orang melihatnya pada sisi aset dalam neraca keuangan, menunjukkan banyak hal tentang nilai tunai, sisi pasiva yang menunjukkan tidak ada utang. Orang mungkin ketiadaan uang, tapi tidak mungkin bangkrut jika tidak punya utang. Dari situ dapat diprediksikan bahwa perusahaan tersebut baik-baik saja dalam jangka waktu tertentu.


Kemudian, ada beberapa perusahaan yang punya muatan utang, tidak ada tunai dan kiranya sedang tertutup sehingga perusahaan tersebut bubar. Disini orang berhadapan dengan pertanyaan apa alasan sehingga dirinya ingin berinvestasi atau tidak berinvestasi ?  Pengecekan keuangan sangat penting di sini.

Kesimpulan

Hal utama dalam bermain Saham adalah investor dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman hidup mereka sendiri untuk memetik saham-saham yang menjanjikan. Menurut Lynch, orang takut gagal dalam bermain saham karena mereka tidak punya pemikiran tentang pasar bursa. Tidak memikirkan tentang pasar bursa karena orang tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang hal itu. 

 Disadur dari Buku 101 Pemikir Bisnis Dunia
Penyusun : Oskar Raja, Ferdy Jalu, Niko Budiman, L. Jehani, Sabinus Sadar, Vincent D'ral, Rita M., Ignatus Dwi. 

Penerbit : L Press
Email : elpressbook@yahoo.com

Distributor : Niaga Swadaya 
Jln. Gunung Sahari III/7 Jakarta 10610 
Telp. (021) 4204402, 4255354

sumber foto : Blog Amartha 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebebasan Keuangan menurut Robert T Kiyosaki

Menyongsong Peluang Era Digital

5 Peluang Bisnis Rumahan yang dijamin pasti Untung, No 1 bisa dilakukan Sambil Rebahan